KARO - Rupanya Emak-emak pedagang yang berjualan di Pusat Pasar Berastagi, Kabupaten Karo banyak yang kenal dengan sosok Calon Bupati Karo nomor urut 1, Abetnego Tarigan.
Buktinya, segala persoalan yang didera, langsung dilaporkan ke Abetnego Tarigan. Mulai dari biaya sewa lapak dan bangunan kios tempat penampung sementara (TPS) pedagang korban kebakaran yang belum rampung.
Menurut salah seorang Emak-emak pedagang, yang diketahui Beru Tobing (50). Terpantau kamera, menerobos masuk ditengah pengunjung pasar demi mencurahkan uneg-uneg yang dialami pedagang kepada Abetnego Tarigan saat berkunjung ke pusat pasar Berastagi, Kabupaten Karo, Rabu (09/10-2024).
"Mana ada orang luar mau berbelanja di dalam pasar kalau modelnya seperti ini, semrawut. Kamipun pedagang korban kebakaran masih bertahan berjualan dengan payung kecil. Karena bangunan kios-kios tempat penampungan semenatra (TPS) belum rampung, " keluh Beru Tobing (50).
Dikatakannya, sejak kebakaran terjadi pada tahun 2020. Nasib pedagang korban kebakaran tak dipedulikan. Pemerintah daerah terkesan hanya tutup mata. Bayangkan, selama empat tahun lamanya harus bertahan terkena hujan dan panas matahari saat berjualan dagangannya.
Baca juga:
Kata Siapa JIS Tidak Sesuai Standar FIFA?
|
"Kalau bapak terpilih, perhatikanlah nasib kami di sini pak. Kami sepertinya hanya dipandang sebelah mata oleh pemerintah daerah. Saya sengaja bilang begini, karena bapak sudah berpengalaman menangani segala persoalan. Apalagi bapak kerja di pemerintahan pusat bersama presiden. Jadi itulah permohonan kami, doa kami bapak harus terpilih, " ujarnya diamini rekan pedagang lainnya.
Menanggapi itu, Abetnego Tarigan menilai, sebagai kota wisata, yang pusat pasarnya berada ditengah kota perlu mendapat perhatian yang khusus atau istimewa.
"Pariwisata menjadi salah satu sektor terpenting di Karo. Kami berkomitmen membenahi kota Berastagi sebagai ikon pariwisata. Mulai dari penataan kebersihan lingkungan, keindahan juga dari aspek keamanan dan ketertiban, " ungkapnya usai melakukan blusukan.
Di awal kunjungan ke lokasi Pusat Pasar Berastagi, Abetnego mendapati kondisi pasar yang begitu kumuh dan jorok di hampir seluruh kios pedagang. Selain itu, penataan lapak pedagang juga sangat semrawut, dan kondisi lahan parkir yang tak beraturan.
Ia menyebut, kondisi itu sangat tidak layak sebagai kota yang menjadi tujuan para wisatawan. Sebab, kawasan pusat pasar menjadi salah satu sasaran pengunjung jika sedang melakukan kegiatan wisata.
"Wisatawan biasanya akan mendatangi lebih dari satu tempat jika berwisata ke satu daerah. Pusat pasar jadi satu lokasi yang akan mereka datangi. Untuk itu, pusat pasar khusus di Kabanjahe dan Berastagi harus segera dilakukan penataan atau revitalisasi, " jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, Tanah Karo tidak bisa lepas dari sektor pariwisata. Kondisi yang jorok dan tidak tertata dengan baik, sangat berpengaruh besar. Kondisi ini, akan menjadi pandangan negatif wisatawan yang ingin berbelanja.
"Kita percaya, komitmen ini akan kita laksanakan. Jika diberikan kepercayaan, kami akan tuntaskan persoalan ini sesegera mungkin. Kita harus buka mata melihat situasi. Pasar adalah salah satu urat nadi perekonomian dan banyak menyerap tenaga kerja, " ucapnya.
Termasuk di inti kota Berastagi. Minimnya penataan berbagai fasilitas umum untuk menciptakan kebersihan dan keindahan, masih membutuhkan penanganan khusus. Apalagi di sepanjang Jalan Veteran, pot-pot bunga ada yang sudah pecah dan minimnya fasilitas tong sampah.
"Khusus untuk Berastagi, sangat dibutuhkan intervensi dan penanganan serius. Termasuk hal-hal kecil seperti pot bunga dan tong sampah. Dalam diskusi kami dengan Karang Taruna Berastagi, begitu banyak permasalahan di Berastagi yang sudah lama tidak mendapat perhatian, " pungkasnya.
Pantauan wartawan, Abetnego Tarigan disambut ramah ratusan pedagang di tiap-tiap kios yang disambanginya di Pusat Pasar Berastagi. Sejumlah pedagang juga terlihat mendatangi Abetnego untuk menyampaikan persoalan.
Sejak pagi sebelum blusukan, Abetnego bersama puluhan warga Berastagi dan tim pemenangan menyempatkan sarapan pagi di warung kopi Purba di kawasan eks Bioskop Ria Berastagi.
(Anita Theresia Manua)